Sabtu, 25 Agustus 2018

THE REAL PATHWAY TOWARD THE MEDINAT AL-FALAH

Kajian Ketujuh : Sabtu, 18 Agustus 2018 

(Kak Qodhyan Fatahillah) 

Board of Directors : 
1. Qodhyan Fatahillah 
2. Siti Jamilah 

Board of Comsissioners : 
1. Muhammad Rizky Rizaldy 
2. Risa Septiani 
3. Nida N. Adawiyah 
4. Heru Prasetyo 

The Background : 
1. SEF membutuhkan dukungan keuangan yang besar untuk mencapai tujuan dan kesejahteraan. 
2. Ini adalah waktu bagi SEF untuk memperluas kontribusi dalam dunia islam. 
3. SEF membutuhkan upaya yang sistematis untuk menjaga anggotanya tetap bersatu dalam satu visi yang sama. 

The Visions : 

Modal Medinat Al-Falah berasal dari kita, kebermanfaatannya berputar diantara kita, dan hasil dibagikan kepada kita. 

The aims : 
CONVENTIONAL
ISLAM
Ilmu yang mempelajari prilaku manusia dalam memenuhi kebutuhannya yang tak terbatas menggunakan faktor produksi yang terbatas.
Ilmu yang mempelajari prilaku manusia dalam memenuhi kebutuhan hidupnya dengan tujuan memperoleh falah.
Masalah utama ekonomi adalah kelangkaan (scarcity) dan pilihan (choices).
Masalah utama ekonomi adalah kendala perputaran/aliran sumber daya ekonomi (velocity).
Ukuran kesuksesan ekonomi adalah individu.
Ukuran kesuksesan ekonomi adalah berbasis kolektif. 
The philosophy : 
1. Memaksimalkan manfaat bagi ummat.
2. Dome of treasures
3. 3 pintu (aqidah, pengetahuan, dan kesejahteraan)
4. Ukhuwah (ta’aruf, ta’awun, takaful)
5. Zaitun (pohon penyembuh yang diberkati)
6. Sharia Economic Forum
7. The city of deen 
8. Baitul mal

Financing flow: 
Kewajiban anggota :
1. Menabung pokok 100 IDR pada saat pendaftaran.
2. Menabung wajib 25 IDR /bulan.
3. Menabung sukarela (sesuai kemampuan).
4. Menabung tabarru (dana sosial/tidak diwajibkan).
5. Aktif melakukan pembiayaan (pribadi/perwakilan).
6. Menjaga kepercayaan.

Hak anggota :
1. Berhak penuh atas pengembalian tabungan pokok dan wajib.
2. Berhak atas SHU /tahun.
3. Berhak mengajukan pembiayaan.
4. Berhak mengikuti program jangka pendek maupun jangka panjang.

#MujahidSEF

https://www.shariaeconomicforum.org/

FUNDAMENTAL EKONOMI ISLAM

Kajian Keenam : Sabtu, 18 Agustus 2018  
  
(Kak Eka Purwati)  

The Golden Age of Islam (750M – 1258M)  
Perkembangan ini dihubungkan dengan letak geografis. Sebelum islam masuk, Mekkah sudah menjadi pusat perdagangan di Jazirah Arab. Pada zamannya ilmu pengetahuan, kebudayaan, dan teknologi juga berkembang sangat pesat. Hancurnya peradaban islam karena para tokoh “cinta dunia” dengan mereka datang ke negara Eropa dan melihat kehidupan mereka yang mewah.  


Kunci masa keemasan :  
1. Berpegang teguh pada islam, sesuai dengan Al-Qur’an dan As-Sunnah. Islam the ways of life (aqidah, akhlaq, and syariah). Syariah terbagi menjadi dua, yaitu Muamalah (semuanya boleh sampai ada dalil yang melarang) dan Ibadah (semuanya dilarang sampai ada dalil yang memperbolehkan)  

2. Kolektivitas islam, kolektivitas berarti pengumpulan, seperti gotong royong, kerja sama, saling menolong.  

3. Keterbukaan terhadap perkembangan berbagai pemikiran atas tujuan kemaslahan dengan menjadikan AlQur’an dan hadits sebagai rujukan atau petunjuk.  

4. Beriman dengan semangat membangun dan memudahkan serta memakmurkan kehidupan (Maqashid Syariah) yang biasa digunakan oleh Al-Ghazali (din,nafs,aql,mal,nasl) dengan tujuan falah.  

5. Tidak mewariskan islam, namun mewariskan semangat berislam sehingga setiap orang merasa wajib untuk menemukan islam melalui proses berfikir.  

6. Membangun peradaban atas dasar keummatan bukan kebangsaan.  


Definition of Islamic Economic :  
1. M.A Mannan (Ilmuan berasal dari mashab mainstream)  Ilmu ekonomi islam adalah suatu ilmu pengetahuan sosial yang mempelajari permasalahan ekonomi dari orang-orang yang memiliki nilai saham.  

2. M.N Shidiqqi  Ilmu ekonomi islam adalah ilmu yang mempelajari segala prilaku manusia dalam memenuhi kebutuhan hidupnya dengan tujuan memperoleh falah yang berlandaskan Al-Qur’an dan As-Sunnah.    


Dasar sistem ekonomi islam :  
1. QS. Al-Ma’idah : 3  
2. QS. Al-Baqarah : 208  

Perbedaan ekonomi islam dan kapitalis :  
Mahzab kontemporer pemikiran ekonomi islam :  
1. Baqr As Sadr (Al-Qhomar : 49)  Dipelopori oleh Baqr As Sadr (Iqtishoduna) : kelangkaan sebenarnya tidak ada. Mencetuskan buku Ihstishod Dunna.  

2. Mainstream  Dipelopori oleh MA. Mannan, M. Umer Chapra, M. Nejatullah Shidiqqi)  

3. Alternatif Kritis  Timur kuran, Jomo  


Etika keuangan dilihat dari sudut pandang agama :  
1. Nasrani  “Orang kaya menguasai orang miskin, yang berhutang menjadi budak dari yang menghutangi” (Proverbs 22  : 7)  

2. Yahudi  “Apa yang jahat dimatamu, jangan dilakukan itu terhadap sesamamu itulah keseluruhan Taurat, sementara sisanya merupakan penjelasan saja, maka pergilah dan pelajarilah.” (Babylonian Talmud, Shabbos 31a)  

3. Islam  “Riba meskipun sedikit namun akibatnya menjadi semakin banyak.” (Hadist Al-Hakim)


#MujahidSEF

https://www.shariaeconomicforum.org/

RISET DAN BUDAYA ILMIAH

Kajian Lima : Sabtu, 18 Agustus 2018 

Fundamental of Academic Thinking 
(Kak Muhammad Rizky Rizaldy) 

Untuk memajukan peradaban kita harus mempunyai cara berpikir yang baik. Dalam islam itu sebenarnya tidak perlu ada JIL, namun JIL berpendapat bahwa islam itu mengkekang intelektualitas. Hal yang paling dasar itu kita harus memiliki niat untuk membaca, baik itu Al-Qur’an, Hadits dan Sunnah, ataupun Dalil Aqli. 

Salah satu adab dari 13 adab yang dimiliki oleh cendikiawan adalah mengembangkan. Dengan maksud ilmu tanpa hikmah itu tidak akan berguna sama halnya dengan ilmu jika tidak dikembangakan menjadi ilmu pengetahuan tidak akan bermanfaat. 

Ada beberapa alasan kenapa kita harus menulis ilmiah, diantaranya : 
1. Menciptakan pengetahuan 
  a. Melanjutkan mata rantai Disebut peradaban apabila berkelanjutan. Dahulu ilmu pada zaman                Rasulullah hanya ada Fiqh. Namun sekarang sudah cukup banyak cabang ilmu pengetahuan yang         dikembangkan oleh para ulama. 
  b. Bangsa dan umat masih menjadi konsumen pengetahuan bangsa lain 
  c. Menjadi sebab manjunya peradaban 
2. Proses belajar terbaik adalah menulis 
  a. Mengikat ilmu 
  b. Memaksa untuk membaca dan berfikir agar mendapatakan ilmu baru. 
3. Bukti intelektualitas 
4. Gratis keliling dunia 

Sejarah peradaban menurut Aguste Comte, yaitu : 
1. Peradaban religius 
2. Peradaban metafisik 
3. Peradaban materialistik 

Pemikiran kritis dalam Al-Qur’an 
1. Pemikiran kritis : memberikan konsep ide atau informasi 
2. Pemikiran kreatif : fokus untuk membentuk ide atau informasi baru 
3. Dzikir : membuat kita berpikir bahwa Allah sang maha pencipta 

Ilmu pengetahuan bisa tercipta dari bertemunya atau bersatunya komponen-komponen wahyu, ilmu empiris, pemikiran terdahulu dan juga akal. 

Ilmu bisa disebut sebagai ilmu pengetahuan apabila : 
1. Memiliki unsur tauhid 
2. Logis 
3. Realitis/Empiris 
4. Teoritis 

Cara memulai berpikir kritis : 
1. Membangun minat pada bidang tertentu dengan banyak membaca dan ikut bergabung dalam forum. 
2. Mulai membuat essay yang argumentatif. 
3. Mimik artikel opini pada media populer. 

Dua kelompok pola pikir : 
1. Induktif adalah menuju induk. (Rasionalis) 
2. Deduktif adalah turunan dari induk. (Empiris) 

Beberapa Tips : 
1. Bangun kebiasaan membaca dan berfikir. 
2. Bangun kemampuan dan kebiasaan taking notes. 
3. Buat daftar pertanyaan 
4. Say no to procrastination! Anti malas, menunda, dan mencari alasan. 
5. Minum supplements! Vitamin, kopi, teh, dan olahraga. 
6. Bangun mesin uang pribadi atau biasakan hidup dengan tulisan. 
7. Biasakan belajar statistika dan trik ekonomi serta bahasa inggris. 

“Academic ‘knowledge’ is often not about knowing the answers. It’s about being aware of the basic questions” 

#MujahidSEF

KARAKTER PEMUDA UNTUK MENGHADAPI PERADABAN

Kajian Keempat : Jum’at, 17 Agustus 2018 

(Kak Ashabul Kahfi) 

Orang yang memilih untuk dakwah di jalan Allah, dunia pasti akan mengejar dirinya. Bahkan Rasulullah lebih memilih jalan dakwah, daripada kenikmatan dunia yang telah ditawarkan kepadanya. Akan sangat merugi orang-orang yang hidup hanya untuk kesenangan pribadinya sendiri.  

Selama kita belum gelisah terhadap lingkungan dan masyarakat, maka kita tidak bisa menghadapi peradaban. Ketika Rasulullah risau atau gelisah terhadap keadaan umatnya yang semakin hancur, Allah menurunkan wahyu melalui malaikat Jibril. 

Ada beberapa karakter yang harus dimikiri pemuda untuk menghadapi peradaban, diantaranya : 

1. Suka membaca Bukan hanya membaca buku tetapi juga Al-Qur’an. Karena membaca Al-Qur’an itu wajib. Membaca adalah salah satu langkah untuk memperbaiki beradaban. Tanpa membaca kita tidak akan bisa mengubah peradaban. Selama 13 tahun Rasulullah di Mekkah, mereka selalu membahas tentang Tauhid (hari kiamat, bagimana Allah menciptakan langit dan bumi, dll). Dilarang berbuat syirik. Dan lakukan segala sesuatu untuk Allah agar diridhoi. 

2. Kehidupannya sama dengan bagaimana Rasulullah hidup (Sunnah) Manusia terbaik setelah nabi Muhammad yaitu sahabat nabi yang selalu antusias untuk selalu mempraktikan bagaimana cara nabi hidup. Peduman hidup Al-Qur’an dan Sunnah. 

3. Umat islam itu berjamaah Islam tidak akan mampu kembali berjaya apabila mereka selalu bercerai-berai. Dengan berjamaah, akan semakin cepat dan kokoh. Ketika umat sudah solid, Allah akan menentukan tempat yang akan menjadi peradaban. 

4. Tidak cinta dunia, tapi cinta akhirat dan jihad Penyebab utama kehancuran peradaban adalah cinta dunia dan takut dengan jihad. 

#MujahidSEF


SEJARAH KEMAJUAN ISLAM

Kajian Ketiga : Jum’at, 17 Agustus 2018 

(Kak Ashabul Kahfi) 

Indikator Kemajuan Islam 
1. Cendikiawan 
2. Ilmu Pengetahuan 

Allah merupakan zat yang maha kuasa lagi sempurna. Allah menciptakan alam semesta yang maha indah patut kita syukuri dan dipuji. 

Sejarah biasanya diasingkan dengan majunya arus perubahan zaman. Para generasi sekarang banyak yang hilang arah, karena minimnya wawasan sejarah yang di miliki. Banyak alasan mengapa hal ini terjadi, mulai dari gurunya yang membosankan atau hilangnya semangat untuk belajar dari generasi. 

Penyebab Timur Tengah selalu perang : 
1. Kepentingan dari Persia 
2. Kepentingan Romawi yang diwakili Amerika 
3. Kepentingan Khalifah Turki yang diwakili Turki-Erdogan 

Jika kita tidak tahu sejarah makan kita hanya akan seperti buih di lautan atau sampah yang terombang ambing oleh ombak. 

Orang yahudi memfokuskan dua hal untuk menghancurkan islam: 
1. Pendidikan (teknologi) 
2. Sosiologi (jiwa) 

Penyebab utama runtuhnya 30 dinasti khalifah islam adalah “Cinta Dunia”. Pendidikan sekarang sudah rusak karena proses pendidikan sekarang hanya difokuskan untuk bekerja di dunia, bukannya untuk memajukan peradaban. 

1/3 dari kitab Al-Qur’an adalah sejarah/kisah. Dan sesungguhnya di dalam kisah itu terdapat banyak hal bermanfaat bagi orang yang berakal. Tujuan dari islam adalah untuk membuka kebodohan/kejahatan atau untuk membebaskan dari semua kedzholiman yang telah dilakukan untuk meneguhkan keadilan.  

Saat kita belajar tentang peradaban pastilah akan membahas tentang ilmu pengetahuan atau arsitektur yang merupakan hal paling dasar dalam pembelajaran peradaban. Selanjutnya, pembahasaan tentang manusia yang lebih mulia dari pembahasaan yang dasar tadi. Dan yang terakhir peradaban yang paling tinggi adalah bagaimana seorang hamba mengenal Rabbnya. 

Di abad ke-19, bangsawan Arab membuat seminar tentang “Wanita Itu Manusia atau Bukan?”.  Padahal pada abad ke-14 islam sudah menjelaskan wanita pada QS. An-Nisa. Dan pada zaman sekarang kaum wanita banyak dihinakan. Dimana sekarang banyak wanita yang harus menafkahi dirinya yang padahal masalah tersebut merupakan kodrad dari laki-laki. Wanita yang bekerja dianggap sebagai sebuah kehinaan. 

Ketika peradaban untuk memahami Allah telah dikuasai, maka semuanya akan hadir (menjadi lebih mudah). Ada banyak tokoh islam yang berpengaruh di dunia, diantaranya : 
1. Al-Khawarizmi, menciptakan aljabar (angka romawi dan huruf). 
2. Al-Batani, ahli astronomi (perputaran orbit, untuk mengetahui waktu sholat) 
3. Ar-Razzi, dokter di Kuffah, Marsta (menciptakan 200 alat operasi bedah di 300 H dan masih digunakan hingga sekarang) 
4. Al-Ibrish, pembuat peta pertama kali di bumi (menyampaikan bahwa bumi itu bulat pada awal 2 H) 

Perpustakaan terbesar di dunia : 
1. Baitul Al-Hikmah di Baghdad 
2. Kairo Mesir 
3. Cordoba di Andalusia (1 kota ada 90 perpustakaan) 

Perpustakaan di Baghdad, menghasilkan banyak cendikiawan. Di dalamnya terdapat ratusan buku, ruang diskusi untuk menerjemahkan buku, ruang tidur, serta ruang makan. Dan setiap orang yang menerjemahkan buku akan di gaji oleh pemerintah dengan emas. 

Dahulu Rasulullah pernah naik ke gua Hira karena resah melihat keadaan kaumnya dan nabi Ibrahim juga memutuskan untuk menyendiri di dalam gua karena resah melihat keadaan kaumnya yang kacau berantakan. Oleh karena itu, kita sebagai pemuda haruslah menjadi seorang penggerak peradaban untuk kejayaan islam dan bukan menjadi seorang pemuda yang hanya akan menonton semua kekacauan yang sedang terjadi. 

#MujahidSEF

VISI KENABIAN DAN URGENSI DAKWAH

Kajian Kedua : Kamis, 16 Agustus 2018 

Merayakan Dakwah : Sebuah Perjalanan Hidup 
(Kak Muhammad Rizky Rizaldy) 

Memilih berada di jalan dakwah berarti memilih untuk berjuang di jalan Allah. Mata uang paling laku untuk meraih atau membeli cita-cita termulia yaitu surganya Allah adalah berjuang di jalan Allah. Sebagimana janji Allah dalam QS. Muhammad : 7, “Wahai orang-orang yang beriman! Jika kamu menolong (agama) Allah, niscaya Dia akan menolongmu dan meneguhkan kedudukanmu.” Sudah jelas dalam firman Allah, bahwa Dia akan menolong kita apabila kita menolong agama Allah atau berjuang di jalan-Nya. 

Nilai adalah sesuatu yang kebenarannya kau pegang, yang kau anggap baik dan benar yang kau junjung tinggi. Ada banyak sekali nilai yang bisa kita pegang dan tiga nilai yang saya junjung tinggi, yaitu : 
1. Semangat 
2. Kerja keras 
3. Manfaat 
“Spend your time with people who live your values” (QS. Ali-Imran : 103) 

Integritas adalah apa yang dijunjung tinggi dan apa yang dilakukan sama. Dan janganlah kita mengatakan sesuatu yang tidak kita kerjakan karena hal ini sangatlah dibenci oleh Allah (QS. As-Saff : 3).  

Dalil tentang dakwah : 
1. QS. Yusuf : 108, dakwah merupakan jalan hidup Rasul dan pengikutnya. 
2. QS. Ali-Imran : 104, dakwah merupakan karakter orang-orang yang muflih (beruntung). 
3. QS. Ali-Imran : 110,  dakwah merupakan ciri umat terbaik. 
4. QS. At-Taubah : 71, dakwah merupakan sikap hidup orang yang beriman. 
5. QS. Al-Ma’idah : 78-79, meninggalkan dakwah akan membawa petaka. 
6. QS. Al-Hajj : 40-41, orang yang berdakwah adalah yang akan mendapatkan pertolongan Allah. 
7. QS. Luqman : 17, dakwah merupakan bakti anak kepada sang bapak. 
8. QS. Al-A’raaf : 164, dakwah merupakan alasan bagi hamba dihadapan Rabbnya. 
9. QS. Ali-Imran : 105, dakwah merupakan tali pemersatu umat. 

Sesuatu hal itu bisa diyakini atau dipercaya apabila ada riset syariah dan riset imiah yang terjamin kebenarannya. Dan syarat tercapainya kejayaan islam adalah kembalikan keridhoan Allah, adanya persatuan, dan harus ada kerja keras. 

Masalah pemuda saat ini : 
1. Moralitas
2. Pengalaman agama 
3. Tauhid 
4. Ekonomi 
5. Terdzalimi akibat lemahnya politik yang menyebabkan perpecahan
6. Kebodohan akbiat lemahnya pendidikan dan teknologi 

Proses terbentuknya ukhuwah : 
1. Ta’aruf (saling mengenal) 
2. Tafahum (saling memahami) 
3. Ta’awun (saling menolong) 
4. Takaful (saling menjamin) 

Hal yang harus dimiliki : 
1. Intelektualitas                                       8.   Kesalihan 
2. Confident                                              9.   Altruisme 
3. Militansi                                               10. Cita-cita 
4. Profesionalisme                                    11. Amanah 
5. Akhlak                                                  12. Dedikasi 
6. Kepemimpinan                                     13. Interpersonal 
7. Kreativitas                                            14. Relasi 

Tiga hal yang menyebabkan kehancuran : 
1. Malas 
2. Menunda 
3. Mencari alasan 

Program yang harus dibentuk : 
1. Fisik 
2. Jiwa 
3. Pikiran 
4. Personalitas / Kepribadian 
5. Skill 
6. Network

#MujahidSEF

MEMBACA DUNIA DAN MEMAHAMI KEHIDUPAN

Kajian Pertama : Kamis, 16 Agustus 2018

(Kak Muhammad Rizky Rizaldy) 

Sebagai manusia kita haruslah menjadi seseorang yang bisa diandalkan dan bukan orang yang hanya bisa mengandalkan orang lain dalam hidupnya. Kita haruslah menjadi seseorang yang berada diatas rata-rata (beyond average). Selain itu kita tidak boleh kehilangan izzah (kehormatan) kita sebagai umat muslim dengan maksud jangan mengambil kebudayaan orang lain yang tidak jelas atau bahkan tidak bersumber pada tauhid. 

Dalam hidup ada yang namanya paradigma tauhid yang mengatur cara pandang seseorang dalam memahami konsep dunia dan kehidupan. Ada tiga jenis dari paradigma tauhid, yaitu : 
1. Mengenal Allah 
2. Mengenal Diri Sendiri 
3. Mengenal Dunia 

Di dalam islam tidak ada yang namanya hukum alam yang ada hanyalah hukum Allah, karena wahyu Allah tidak mungkin bertentangan dengan logika. 

Ciri yang dimiliki oleh orang besar : 
1. Berjamaah : dakwah itu selalu dilakukan secara berjamaah karena kesendirian itu merupakan suatu penyakit. 
2. Pembelajar yang selalu belajar : setiap orang besar pasti mempunyai guru yang ia gurui. 
3. Bermanfaat bagi orang lain : setiap orang besar pasti mempunyai banyak ilmu yang bisa memberikan banyak manfaat bagi orang banyak. 
4. Menerima masukan/kritik : setiap orang besar pasti saling menasehati dalam kebenaran dan selalu menjadikan kritik atau masukan dari orang lain untuk koreksi diri atau pembelajaran. 
5. Berani mengambil resiko : mereka yang berilmu kemudian digunakan untuk berjuang di jalan Allah dan mereka yang berharta digunakan untuk menolong orang lain. 
6. Kuat : secara fisik haruslah selalu energik karena Allah mencintai hambanya yang kuat. 
7. Punya keresahan : pemuda yang sehat adalah dia yang melihat bahwa dunia ini punya masalah dan pemuda yang sakit adalah dia yang melihat bahwa dunia ini baik-baik saja. 

Mengenal Allah berarti memahami apa yang Allah inginkan dari kita. Kita sebagai manusia dilahirkan di bumi ini untuk dijadikan seorang khalifah yang bertujuan untuk memakmurkan bumi dan bukan membuat kerusakan, seperti yang dijelaskan dalam QS. Al-Baqarah : 30. 

Dalam menjalani kehidupan ada tiga ilmu wajib yang harus kita kuasai, yaitu : 
1. Ilmu Aqidah 
2. Ilmu Syariah/Fiqh 
3. Ilmu Akhlak 

Dalam menjalani kehidupan kita haruslah selalu ikhlas dengan arti selalu melakukan sesuatu untuk Allah atau untuk mendapatkan ridho dari Allah. Ada tiga unsur ikhlas, yaitu : 
1. Kecintaan kepada Allah (mahabbah) 
2. Pengharapan karunia Allah (roja) 
3. Ketakutan terhadap azab Allah (khauf) 

#MujahidSEF

Minggu, 12 Agustus 2018

Moving The Embassy and Recognize Jerussalem As The Capital Of Israel



Poppy Irani
(Response from Brazil State)
US President Donald Trump fulfills his campaign promise and will move the US Embassy from Tel Aviv to Jerusalem. This move invited strong international condemnation. An overwhelming majority of United Nations member states opposed to the United States regarding the disputed status of Jerusalem. Brazil is one of the countries opposed to the decision of US President Donald Trump and supports the resolution of the UN General Assembly. Even though Brazil's decision to support Palestine resulted in the US Department of Commerce also recommending a 53 percent tariff on all steel imports from 12 countries, including Brazil, China, Costa Rica, Egypt, India, Malaysia, Russia, South Korea, South Africa, Thailand, Turkey and Vietnam. The US also threatened to stop providing additional financial supplies. But all these things did not make Brazil afraid to stop supporting the independence of the Palestinian state.

Brazil officially recognized Palestine as an independent state in 2010. Luiz Ignacio Lula da Silva as the Brazilian president, expressed his support for the Palestinian state. He said he was ready to do anything to help the Palestine state. At that time, Brazil contributed $ 10 million to the Hamas group, which ruled the Gaza Strip and vowed to destroy Israel. In 2014, the Brazilian government withdraw our ambassadors from Israel due to Israeli military aggression to Gaza. After that, on Saturday (6/2/16) Brazil opened the Palestinian Embassy in western Brazil, this inauguration occurred a few weeks after Brazil refused Dani Dayan as Israeli ambassador.

I and all Brazilians people will always support a Palestinian state and will always fight for their rights. Some examples of support for Palestinian Independence are in Al Quds Day. Thousands of Brazilian Muslims gathered on the street in the Sao Paulo city protocol to access the grand parade to commemorate World Al Quds Day, Friday (8/6/18). Parade participants show their opinions and anger over the Zionist regime's crimes against the Palestinian people. The Al-Quds Parade is led by a number of local Islamic scholars who place in stores day and shopping places regularly and safely. Furthermore, Brazil also joined the forum of four leading developing countries, held in New York. This forum consists of Brazil, Indonesia, India and South Africa.

The victory of Palestine is certainly an international victory over all the support that has been given. Like the example of South Africa, the world says, no for the apartheid regime in South Africa. The regime at that time was ignored because the international world did not want to accept them. Israel and US must pay attention to this similar movement. The world is starting to point in that direction, Israel's isolation campaign can begin at any time. It is proven that there are still many countries that refuse to move their embassies to Jerussalem. It is prove the unity of the international community that agrees with the standards of state behavior if they want to be accepted in international relations, of course they must be disciplined and obedient to international law. If Israel does not want to follow, then they must pay for their behavior. Therefore, the United States must reconsider they decision to move its embassy to Jerussalem.

Source :

RESUME MAQASHID AL-SYARIA DALAM PEREKONOMIAN ISLAM

Secara etimologi maqashid al-syaria terdiri dari dua kata yaitu maqashid dan al-syaria. Maqashid adalah tujuan, sedangkan syaria adalah jalan menuju air, jalan menuju kearah sumber kehidupan, ajaran, aturan dan hukum Allah yang diturunkan kepada hambanya untuk mencapai kesejahteraan dunia dan akhirat. Maka dari itu, Maqasid al-Syaria dapat diartikan sebagai tujuan-tujuan yang hendak dicapai dari suatu penetapan hukum.

Imam asy-Syathibi berpandangan bahwa tujuan utama dari maqashid al-syaria adalah untuk menjaga dan memperjuangkan tiga kategori hukum yaitu antara lain, kebutuhan daruriyyat (primer), kebutuhan hajiyyat (sekunder), dan kebutuhan tahsiniyyat (tersier).

Ada lima hal yang paling utama dan mendasar yang masuk dalam kebutuhan daruriyyat, yang kepentingannya harus selalu di jaga atau dilindungi :
  1. Melindungi Agama (al-Din) - Melindungi agama merupakan tujuan pertama hukum Islam. Karena agama merupakan pedoman hidup yang termuat dalam Al-Quran dan Hadits, bagi kehidupan manusia. Bila kebutuhan ini diabaikan, maka kehancuran dan mudharat besar akan menghampiri kehidupan manusia, karena telah meninggalkan agama, termesuk ketentuan-ketentuan di dalamnya.
  2. Melindungi Nyawa (al-Nafs) - Dalam agama Islam nyawa manusia adalah sesuatu yang sangat berharga dan harus di jaga dan di lindungi. Seorang Muslim di larang membunuh orang lain atau dirinya sendiri.
  3. Melindungi Akal (al-Aql) - Yang membedakan manusia dengan hewan adalah akal, oleh karena itu kita wajib menjaga dan melindunginya. Islam menyarankan kita untuk menuntut Ilmu sampai ke ujung dunia manapun dan melarang kita untuk merusak akal sehat kita.
  4. Melindungi Keturunan (al-Ird) - Menjaga garis keturunan dengan menikah secara agama dan negara. Misalnya, punya anak di luar nikah akan berdampak pada warisan dan kekacaun dalam keluarga dengan tidak jelas nya status anak tersebut, yang perlu dibuktikan dengan tes darah dan DNA.
  5. Melindungi Harta (al-Mal) - Harta adalah hal yang sangat penting dan berharga. Namun Islam, melarang kita untuk mendapatkan harta kita secara illegal, dengan mengambil harta orang lain.

Selanjutnya, kebutuhan hajiyyat (sekunder) ialah segala sesuatu yang dimaksudkan untuk menghilangkan kesulitan, kesusahan, kesempitan dan ihtiyath (berhati-hati) terhadap lima hal utama dalam kebutuhan daruriyyat. Contoh hajiyyat yang berkaitan dengan akal seperti diharamkannya meminum khamar walau hanya sedikit. Sedangkan kebutuhan tahsiniyyat (tersier) ialah tingkat kebutuhan yang apabila tidak terpenuhi tidak mengancam eksistensi salah satu dari kelima pokok diatas serta tidak pula menimbulkan kesulitan. Contoh tahsiniyyat yang berkaitan dengan memelihara harta adalah diharamkan menipu atau memalsukan barang.
Sumber : 
(diakses pada 5 Agustus 2018 21:25)

IBNU HAZM (994 – 1064 M)


Ibnu Hazm lahir di Cordoba, Spanyol pada akhir bulan Ramadhan 184 H (994 M) atau bertepatan dengan 7 November 994 M dan wafat di Manta Lisham pada 28 Sya’ban 456 H bertepatan pada tanggal 15 Agustus 1064 M.

Beberapa pemikirannya yang terkenal dalam bidang ekonomi, pertama terkait dengan sewa tanah dan pemerataan kesempatan. Menurut beliau, “Menyewakan tanah sama sekali tidak diperbolehkan, baik untuk jangka pendek atau panjang maupun tanpa batas tertentu, baik dengan imbalan dinar maupun dirham. Bila hal ini terjadi, hukum sewa-menyewa batal selamanya”. Pemikirannya yang kedua terkait dengan jaminan sosial bagi orang tak mampu. Masalah ini dapat diatasi dengan cara pemenuhan kebutuhan pokok dan pengentasan kemiskinan serta kewajiban mengeluarkan harta selain zakat. Pemikirannya yang ketiga terkait dengan masalah zakat. Dalam persoalan zakat, beliau menekankan pada status zakat sebagai suatu kewajiban dan juga menekankan peranan harta dalam upaya memberantas kemiskinan. Pemikiannya yang terakhir terkait dengan persoalan pajak. Menurut beliau, sikap kasar dan eksploitatif dalam pengumpulan pajak harus dihindari.

Karya karangan Ibnu Hazm seperti yang dikatakan oleh anaknya, Abu Rafi’i al-Fadl, berjumlah 400 buah. Tetapi karyanya yang paling monumental adalah kitab Al-Ihkam fi Ushul al-Ahkam (Ilmu Ushul Fikih; terdiri dari delapan jilid) dan kitab Al-Muhalla (Ilmu Fikih; terdiri dari tiga belas jilid). Kedua kitab ini menjadi rujukan utama para pakar fikih kontemporeri. Karya-karyanya yang lain di antaranya adalah: Risalah fi Fada’il Ahl al-Andalus, al-Isal Ila Fahm al-Khisal al-Jami’ah li Jumal Syarai’ al-Islam, al-Fisal fi al-Milal wa al-Ahwa’ wa an-Nihal, al-Ijma’, Maratib al-’Ulum wa Kaifiyah Talabuha, Izhar Tabdil al-Yahud wa an-Nashara, dan at-Taqrib lihadd al-Mantiq.

Jadi, kita dapat menyimpulkan bahwa Abu Muhammad Ali bin Umar Ahmad bin Sa'id Hazm al-Qurthubi al-Andalusi atau lebih dikenali dengan nama Ibnu Hazm sebagai seorang ulama yang memiliki kontribusi luar biasa dalam dunia Islam. Beliau dinyatakan sebagai perintis ekonomi sosialis yang islami, karena beliau selalu memperjuangkan kesejahteraan sosial ekonomi masyarakat. Dan sudah cukup banyak karya-karyanya yang menjadi rujukan utama para pakar di dunia.

Sumber : 
Amalia, DR. Euis. Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam dari Masa Klasik Hingga Kontenporer. Jakarta:Granada Press. 2007. 
(diakses pada 3 Agustus 2018 20:32)

RESUME BUKU HOW TO MASTER YOUR HABITS

Keahlian tidak hanya dipengaruhi oleh motivasi saja. Keahlian juga dipengaruhi oleh pembiasaan. Sebuah data menyatakan bahwa motivasi hanya berpengaruh 11% - 35% dalam keahlian, sisanya adalah pembiasaan (habits). Habits adalah segala sesuatu yang kita lakukan secara otomatis, bahkan kita melakukannya tanpa berfikir. Habits adalah suatu aktivitas yang dilakukan terus-menerus sehingga menjadi bagian daripada seorang manusia. Semakin banyak satu aktivitas diulang dalam jangka waktu yang lama, maka habits akan semakin kuat.

Faktor yang menentukan apakah kita akan memiliki habits hanya 2 hal, yaitu practice (latihan) dan repetition (pengulangan) yang harus dilakukan minimal selama 30 hari berturut-turut secara konsisten, tanpa ketinggalan satu hari pun. Practice dan repetition diibaratkan dengan ayah dan ibu yang menghasilkan sebuah keturunan yaitu habits. Kunci uttama dalam membentuk habits adalah repetition (pengulangan), dengan pengulangan kita akan menanamkan suatu memori (ingatan) pada tubuh kita yang akan dieksekusi secara otomatis berdasarkan kondisi tertentu. Habits ibarat autopilot pada diri manusia yang menentukan bagaimana dia merespon atau pembiasaan respon terhadap suatu kondisi tertentu.

Langkah praktis dan mudah untuk membentuk habits :
  1. Mulailah dari yang kecil
    Mematok target terlalu tinggi cenderung gagal karena hanya akan menghasilkan rasa jenuh dan putus ditengah-tengah. Mulailah habits baru dengan hal-hal kecil terlebih dahulu dan kerjakan secara konsisten.
  2. Temukan tempat habits
    Untuk membentuk habits, kita harus menyisipkan habits yang baru pada habits yang sudah jadi sebelumnya.
  3. Berlatihlah terus!
    Pada awalnya, mungkin kita akan sering-kali lupa untuk melaksanakan habits baru. oleh karena itu, buatlah memo pengingat (reminder) diseluruh tempat yang sering kita gunakan. Dan ingat practice dan repetition itu sangat penting untuk membentuk sebuah habits. 

Dalam perjalanan kita membentuk habits, tentu jalan itu tidak dihiasi oleh kemudahan. Sebagaimana lazimnya jalan menuju kebaikan, jalan yang harus ditempuh untuk membentuk habits juga tidaklah mudah. Banyak godaan syaitan yang akan menghalangi.

Namun habits yang kita bentuk sangat bertanggung jawab atas sukses tidaknya kita sebagai pengemban dakwah dan sebagai manusia. Habitslah yang menentukan keahlian yang kita miliki dan yang tidak kita miliki. Habits adalah nilai diri kita. Jadi, seharusnya kita harus bersemangat untuk membentuk habits yang baru sehingga kita bisa menjadi seorang pejuang dakwah islam dan seorang manusia yang lebih baik ke depannya.

Kamis, 19 April 2018

TUGAS 2 : PEREKONOMIAN INDONESIA


PUTUS SEKOLAH

Anak putus sekolah adalah keadaan dimana anak mengalami keterlantaran karena sikap dan perlakuan orang tua yang tidak memberikan perhatian yang layak terhadap proses tumbuh kembang anak tanpa memperhatikan hak – hak anak untuk mendapatkan pendidikan yang layak

Pendidikan merupakan hak yang sangat fundamental bagi anak. Hak wajib dipenuhi dengan kerjasama paling tidak dari orang tua siswa, lembaga pendidikan dan pemerintah. Pendidikan akan mampu terealisasi jika semua komponen yaitu orang tua, lembaga masyarakat, pendidikan dan pemerintah bersedia menunjang jalannya pendidikan

Akibat yang disebabkan anak putus sekolah adalah kenakalan remaja, tawuran, kebut-kebutan di jalan raya , minum – minuman  dan  perkelahian, akibat lainnya juga adalah perasaan minder dan rendah diri.

Hal Yang Menjadi Faktor Penyebab Anak Putus Sekolah

Kalau kita melihat mengapa anak putus sekolah tentunya tidak akan terlepas dari beberapa hal yang mempengaruhi sehingga tidak dapat menyelesaikan sekolah, wajar saja terjadi karena anak dihadapkan oleh beberapa kendala, baik yang datang dari diri sendiri maupun yang datang dari luar diri anak yaitu lingkungan.

Hal-hal yang mempengaruhi anak itu antara lain adalah latar belakang pendidikan orang tua, lemahnya ekonomi keluarga, kurangnya minat anak untuk sekolah, kondisi lingkungan tempat tinggal anak, serta pandangan masyarakat terhadap pendidikan.

Latar Belakang Pendidikan Orang Tua
Pendidikan orang tua yang hanya tamat sekolah dasar apalagi tidak tamat sekolah dasar, hal ini sangat berpengaruh terhadap cara berpikir orang tua untuk menyekolahkan anaknya, dan terhadap cara berpikir orang tua untuk menyekolahkan anaknya, dan cara pandangan orang tua tentu tidak sejauh dan seluas orang tua yang berpendidikan lebih tinggi.
Orang tua yang hanya tamat sekolah dasar atau tidak tamat cenderung kepada hal-hal tradisional dan kurang menghargai arti pentingnya pendidikan. Mereka menyekolahkan anaknya hanya sebatas bisa membaca dan menulis saja, karena mereka beranggapan sekolahnya seseorang kepada jenjang yang lebih tinggi pada akhir tujuan adalah untuk menjadi pegawai negeri dan mereka beranggapan sekolah hanya membuang waktu, tenaga dan biaya, mereka juga beranggapan terhadap anak lebih baik ditujukan kepada hal-hal yang nyata yaitu membantu orang tua dalam berusaha itu lah manfaat yang nyata bagi mereka, lagi pula sekolah harus melalui seleksi dan ujian yang di tempuh dengan waktu yang panjang dan amat melelahkan. Walaupun ada orang tua yang pendidikannya tidak tamat Sekolah Dasar, namun anaknya bisa menjadi sarjana tetapi hal ini sangat jarang sekali.

Latar belakang pendidikan orang tua yang rendah merupakan suatu hal yang mempengaruhi anak sehingga menyebabkan anak menjadi putus sekolah dalam usia sekolah. Akan tetapi ada juga orang tua yang telah mengalami dan mengenyam pendidikan sampai ke tingkat lanjutan dan bahkan sampai perguruan tinggi tetapi anaknya masih saja putus sekolah, maka dalam hal ini kita perlu mengkaitkannya dengan minat anak itu sendiri untuk sekolah, dan mengenai minat ini akan dijelaskan pada uraian berikutnya.

Lemahnya Ekonomi Keluarga
Kurangnya pendapatan keluarga menyebabkan orang tua terpaksa bekerja keras mencukupi kebutuhan pokok sehari-hari, sehingga pendidikan anak kurang terperhatikan dengan baik dan bahkan membantu orang tua dalam mencukupi keperluan pokok untuk makan sehari-hari misalnya anak membantu orang tua ke sawah, karena di anggap meringankan beban orang tua anak di ajak ikut orang tua ke tempat kerja yang jauh dan meninggalkan sekolah dalam waktu yang cukup lama.

Dan apa lagi yang menjadi buruh tanpa tujuan untuk membantu pekerjaan orang tua, setelah merasa enaknya membelanjakan uang hasil usaha sendiri akhirnya anak tidak terasa sekolahnya ditinggalkan begitu saja, anak perempuan di suruh mengasuh adiknya di waktu ibu sibuk bekerja.

Hal-hal tersebut diatas sangat mempengaruhi anak dalam mencapai suksesnya bersekolah. Pendapat keluarga yang serba kekurangan juga menyebabkan kurangnya perhatian orang tua terhadap anak keran setiap harinya hanya memikirkan bagaimana caranya agar keperluan keluarga bisa terpenuhi, apalagi kalau harus meninggalkan keluarga untuk berusaha menempuh waktu berbulan-bulan bahkan kalau sampai tahunan, hal ini tentu pendidikan anak menjadi terabaikan.

Yang menyebabkan orang tua kurang pendapatan karena produksi hasil bumi menempati lahan yang kurang baik, karena kalau air sungai saatnya pasang maka lahan pertanian akan menjadi banjir dan menenggelamkan semua tanaman, hal ini kalau sering terjadi menyebabkan orang tua anak yang tinggal di desa menyebabkan akan sering menemui kegagalan mas panen. Sedangkan kalau musim kemarau lahan pertanian akan kekeringan sampai tanah menjadi pecah-pecah, hal ini menjadikan tanaman menjadi tidak berbuah maka para petani kembali menemui kegagalan dalam masa panen.

Di tambah dengan tidak pernah hadir dalam penyuluhan yang jarang di adakan sehingga mereka bercocok tanam hanya secara tradisional, tidak mengetahui akan manfaat pupuk serta kurang mengetahui alat-alat pertanian yang baik, hal ini juga menyebabkan sering gagalnya dalam pertanian. Kegagalan demi kegagalan akhirnya orang tua banyak yang beralih profesi dari bertani mencoba kepada pekerjaan lain yang mana para orang tua yang tinggal di desa yang serba minim memiliki keterampilan serta pengetahuan yang kurang luas tentang dunia usaha sehingga sering menemui kegagalan dalam berusaha.

Uraian diatas mempunyai kesamaan dengan pendapat seorang ahli Sosiologi H.Z.B Tafal dalam bukunya Membina Kaum Papa Pedesaan, mengemukakan sebagai berikut:

Petani kecil yang tinggal dan tidak beruntung yang biasanya terletak di pedesaan, lazimnya menghadapi masalah-masalah berikut; 1. Mereka menduduki lahan yang miskin di desanya, dan karena itu tidak dpat menerapkan cara-cara pelaksanaan yang di sarankan secara mapan, 2. hujan mungkin gagal terutamanya, atau terlambat, atau memadai semasa musim tanam, 3. lahan yang sering akan terkena banjir. 4. berada di daerah-daerah kering atau kondisi air yang tidak menentu.

Lemahnya ekonomi keluarga juga karena banyaknya jumlah anggota keluarga yang menyebabkan kepala keluarga menjadi sibuk untuk mencukupi keperluan keluarga dan juga menyebabkan kurangnya perhatian orang tua terhadap pendidikan anak-anaknya.

Kurangnya Minat Anak Untuk Bersekolah
Yang menyebabkan anak putus sekolah bukan hanya disebabkan oleh latar belakang pendidikan orang tua, juga lemahnya ekonomi keluarga tetapi juga datang dari dirinya sendiri yaitu kurangnya minat anak untuk bersekolah atau melanjutkan sekolah.

Anak usia wajib belajar semestinya menggebu-gebu ingin menuntut ilmu pengetahuan namun karena sudah terpengaruh oleh lingkungan yang kurang baik terhadap perkembangan pendidikan anak, sehingga minat anak untuk bersekolah kurang mendapat perhatian sebagaimana mestinya, adapun yang menyebabkan anak kurang berminat untuk bersekolah adalah: anak kurang mendapat perhatian dari orang tua terutama tentang pendidikannya, juga karena kurangnya orang-orang terpelajar sehingga yang mempengaruhi anak kebanyakan adalah orang yang tidak sekolah sehingga minat anak untuk sekolah sangat kurang.

Anak seusia wajib belajar sudah mengenal bahkan sudah mampu untuk mencari uang terutama untuk keperluannya sendiri seperti jajan dan lain-lain, hal ini tentu akan mempengaruhi terhadap cara dan sikap anak dalam bertindak dan berbuat. Karena sudah mencari uang sendiri dan merasakan enaknya membelanjakan uang akhirnya tanpa terasa sekolah ditinggalkan begitu saja.

Sekolah harus belajar dengan sungguh-sungguh dan anak berada di sekolah hampir setengah hari penuh tanpa sedikit pun menghasilkan uang dan bahkan harus mengeluarkan uang karena keperluan sekolah dan jajan secukupnya. Hal inilah yang menyebabkan mereka malas untuk bersekolah.

Selain itu tinggi rendahnya minat untuk meneruskan sekolahnya juga di pengaruhi oleh prestasi belajar anak itu sendiri. Anak yang berprestasi belajarnya rendah, tentu tidak naik kelas. Artinya di anak tetap tinggal di kelas, dengan harapan agar dia dapat meningkatkan prestasinya.

Anak didik yang gagal dalam belajar dan tidak naik kelas ada dua kemungkinan yang terjadi pada dirinya. Pertama dia akan merasa malu terhadap teman-teman dan guru di sekolah karena ia tidak bisa seperti teman-temannya, maka ia malas untuk pergi ke sekolah. Kedua yaitu kegagalan dalam belajar akan menjadi cambuk baginya untuk belajar lebih giat dan rajin agar dapat menandingi teman-temannya, dan kalau bisa lebih baik/tinggi dari teman-temannya semula.

Tetapi sangat disayangkan, kemungkinan yang kedua ini jarang terjadi pada diri anak didik. Yang sering terjadi adalah kemungkinan pertama, bila gagal dalam belajar maka anak akan malas pergi ke sekolah dan meninggalkan sekolahnya yang belum selesai.

Kondisi Lingkungan Tempat Tinggal Anak
Lingkungan tempat tinggal anak adalah salah satu faktor yang mempengaruhi terjadinya kegiatan dan proses belajar/pendidikan. Oleh sebab itu seyogyanya lingkungan tempat tinggal anak atau lingkungan masyarakat ini dapat berperan dan ikut serta di dalam membina kepribadian anak-anak kearah yang lebih positif.

Untuk membina anak kearah yang lebih positif dan bermanfaat adalah dengan adanya saling berhubungan satu dengan yang lainnya, sehingga anak timbul saling pengaruh dengan proses pendidikan akan berjalan dengan lancar dan baik.
  • Suasana lingkungan
Suasana lingkungan sebenarnya sangat mempengaruhi proses belajar mengajar bagi anak. Lingkungan yang tentram, nyaman, damai akan mempunyai pengaruh yang baik kepada anak. Sebaliknya lingkungan yang ribut, tidak aman, hingar bingar akan menimbulkan pengaruh yang negatif terhadap kelangsungan proses belajar anak di sekolah.

Adanya suasana lingkungan masyarakat yang kurang baik, akan mengganggu anak dalam belajar dan secara langsung akan mempengaruhi prestasi belajar yang diperoleh di sekolah. Bisa juga di sebabkan suasana yang ribut tepi menyenangkan hati anak, anak akan terpengaruh dan ikut serta di dalamnya dan ia lupa bahwa dirinya seorang pelajar.

Seorang pelajar tidak pantas melakukan hal-hal yang negatif, karena kan merugikan. Tugas pelajar adalah belajar, agar suatu hari nanti menjadi orang yang bermanfaat bagi orang banyak.
  • Kawan sepergaulan
Kita sebagai manusia dan sebagai makhluk sosial tidak dapat hidup sendiri, karena kita membutuhkan manusia yang lain. Kebanyakan manusia bila mencari teman yang sebanding dengannya, maksudnya kalau anak berteman dengan anak orang tua dengan orang tua pula. Karena hal ini didasari oleh adanya persamaan-persamaan antara individu yang satu dengan individu yang lain.

Bagaimanapun juga adanya pergaulan ini mempunyai pengaruh terhadap sikap, tingkah laku, dan cara bertindak dan lain sebagainya dari setiap individu. Dimana pengaruh tersebut ada yang bersifat positif dan ada pula yang bersifat negatif.
  • Yang bersifat positif
Bergaul dan berteman dengan orang yang berpendidikan dan berilmu pengetahuan yang lebih tinggi dari kita, akan mendatangkan manfaat kepada kita khususnya, dan akan membantu dan memotivasi kita dalam belajar menuntut ilmu. Bila kita menemui kesulitan akan mudah bertanya/minta bimbingan kepada mereka yang lebih tahu.

Selain manfaat diatas, bergaul dengan orang yang berpengetahuan juga mendatangkan ketenteraman, karena diri kita merasa dapat di terima oleh lingkungan dimana kita tinggal. Dengan demikian akan terjalin kerja sama bantu membantu antara sesamanya di dalam mensukseskan pembangunan, khususnya dalam bidang pendidikan.
  • Yang bersifat negatif
Bergaul dengan orang baik bisa mendatangkan pengaruh positif dan negatif. Pengaruh negatif tersebut antara lain:
  1. Bila seorang anak didik mempunyai kawan sepergaulan rata-rata tidak sekolah, maka sedikit banyaknya akan mempengaruhi kepada si anak, khususnya yang berhubungan dengan kelangsungan dan kelancaran pendidikan anak di sekolah, atau akan menggangu belajar anak di rumah, seperti kawan-kawannya mengajak jalan-jalan, ngobrol-ngobrol dan lain-lain hingga tidak ingat waktu belajar.
  2. Bila anak didik bergaul dengan anak yang tidak bermoral/akhlak yang tidak baik, pada suatu saat nanti akan terpengaruh dan turut melakukan perbuatan-perbuatan yang tidak baik, pada suatu saat nanti akan terpengaruh dan turut melakukan perbuatan-perbuatan yang tidak baik, disebabkan setia kawan dan lain-lain sebagainya, yang dapat menjerumuskan anak didik. Dan akhirnya akan mengganggu pelajar di sekolah, kemudian putus sekolah. 
Pandangan Masyarakat Terhadap Pendidikan
Pandangan masyarakat terhadap pendidikan juga sangat berpengaruh terhadap keberhasilan anak dalam menempuh pendidikan di bangku sekolah.

Pandangan masyarakat yang maju tentu berbeda dengan masyarakat yang keterbelakangan dan tradisional, masyarakat yang maju tentu pendidikan mereka maju pula, demikian pula anak-anak mereka akan menjadi bertambah maju pula pendidikannya dibanding dengan orang tua mereka.

Maju mundurnya suatu masyarakat, bangsa dan negara juga ditentukan dengan maju mundurnya pendidikan yang dilaksanakan.

Pada umumnya masyarakat yang terbelakang atau dengan kata lain masyarakat tradisional mereka kurang memahami arti pentingnya pendidikan, sehingga kebanyakan anak-nakan mereka tidak sekolah dan kalau sekolah kebanyakan putus di tengah jalan.

Hal tersebut bisa terjadi karena mereka beranggapan sekolah sangat sulit, merasa tidak mampu, mempengaruhi, buang waktu banyak, lebih baik bekerja sejak anak-anak ajakan membantu orang tua, tujuan sekolah sekedar bisa membaca dan menulis, juga karena anggapan mereka tujuan akhir dari sekolah adalah untuk menjadi pegawai negeri, hal ini tentu karena kurang memahami arti, fungsi, dan tujuan pendidikan nasional.

Padahal fungsi pendidikan nasional bukan demikian, hal ini sebagaimana tergambar dan undang-undang Republik Indonesia nomor 2 tahun 1989, pasal 3.

“pendidikan nasional berfungsi untuk mengembangkan kemampuan serta meningkatkan mutu kehidupan dan martabat manusia Indonesia dalam rangka mewujudkan upaya tujuan nasional.”

Demikian juga tujuan pendidikan nasional bukan seperti anggapan masyarakat tradisional, yang mana tujuan pendidikan nasional sebagaimanan juga yang termuat dalam undang-undang RI nomor 20 tahun 2003, pasal 4.

Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa bertujuan untuk terbentuknya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga yang demokratis serta bertanggung jawab.

Masyarakat yang tradisional kalau mereka memahami fungsi dan tujuan pendidikan nasional pada akhirnya akan menjadi masyarakat yang maju dan berkembang.

Masyarakat yang terpencil atau masyarakat yang tradisional juga beranggapan bahwa sekolah itu pada dasarnya sedikit sekali yang sesuai dengan kehendak mereka, misalnya begitu tamat sekolah langsung mendapatkan pekerjaan, sekolah hendaknya tidak memerlukan biaya yang banyak, dan tidak memerlukan waktu yang terlalu lama.

Kurangnya Kesadaran Akan Pentingnya Pendidikan
Faktor pertama dan utama yang menjadi penyebab masih tingginya angka anak putus sekolah di Indonesia adalah kurangnya kesadaran masyarakat dan anak-anak mengenai pentingnya pendidikan di bangku sekolah. Banyak yang beranggapan bahwa tujuan dari sekolah hanya sekedar untuk mendapatkan ijazah yang nantinya digunakan sebagai sarana memperoleh pekerjaan. Padahal nyatanya tidak. Masih banyak tujuan dan manfaat lainnya yang dapat kita peroleh melalui sekolah. Seperti, membentuk karakter dan kepribadian yang baik, mendidik anak bukan hanya agar cerdas melainkan berbudi pekerti yang baik.

Fasilitas Yang Kurang Memadai
Faktor lain yang juga menjadi alasan banyak anak yang putus sekolah ialah fasilitas pendidikan dan sekolah yang belum cukup memadai. Seperti yang kita tahu bahwa masih banyak daerah-daerah di Indonesia yang belum lengkap fasilitas pendidikannya. Untuk menjangkau sekolah pun masih susah karena akses jalan yang sulit untuk dilalui. Atau tenaga pendidikan yang tidak mencukupi menjadi salah satu indikator penyebab masih banyak anak-anak Indonesia yang putus sekolah.

Faktor Budaya
Faktor budaya yang di maksudkan di sini adalah terkait dengan kebiasaan masyarakat di sekitarnya. Yaitu, rendahnya kesadaran orang tua atau masyarakat akan pentingnya pendidikan. Perilaku masyarakat pedesaan dalam menyekolahkan anaknya lebih banyak dipengaruhi faktor lingkungan. Mereka beranggapan tanpa bersekolah pun anak-anak mereka dapat hidup layak seperti anak lainnya yang bersekolah. Oleh karena di desa jumlah anak yang tidak bersekolah lebih banyak dan mereka dapat hidup layak maka kondisi seperti itu dijadikan landasan dalam menentukan masa depan anaknya. Kendala budaya yang dimaksudkan adalah pandangan masyarakat yang menganggap bahwa pendidikan tidak penting. Pandangan banyak anak banyak rejeki membuat masyarakat di pedesaan lebih banyak mengarahkan anaknya yang masih usia sekolah diarahkan untuk membantu orang tua dalam mencari nafkah.

Faktor lainnya, adalah cacat, IQ yang rendah, rendah diri, dan umur yang melampaui usia sekolah
Persentase anak yang putus sekolah yang disebabkan karena faktor ini sangat sedikit, yaitu kurang dari 1%. Begitu juga untuk kategori anak tidak sekolah sama sekali, faktor penyebabnya adalah karena ekonomi di samping faktor sarana, minat yang kurang, perhatian orang tua yang rendah, dan fasilitas yang kurang. Sebagian kecil anak yang tidak sekolah sama sekali disebabkan karena cacat fisik.

PRROGRAM PEMERINTAH
Dalam mengatasi terjadinya anak putus sekolah harus adanya berbagai usaha pencegahannya sejak dini, baik yang dilakukan oleh orang tua, sekolah (pemerintah) maupun oleh masyarakat. Sehingga anak putus sekolah dapat dibatasi sekecil mungkin.Menurut Sari (2013) “Usaha-usaha untuk mengatasi terjadinya anak putus sekolah di antaranya dapat di tempuh dengan cara membangkitkan kesadaran orang tua akan pentingnya pendidikan anak, memberikan dorongan dan bantuan kepada anak dalam belajar, mengadakan pengawasan terhadap di rumah serta memberikan motivasi kepada anak sehingga anak rajin dalam belajar dan tidak membuat si anak bosan dalam mengerjakan pekerjaan rumah yang diberikan di sekolah, tidak membiarkan anak bekerja mencari uang dalam masa belajar, dan tidak memanjakan anak dengan memberikan uang jajan yang terlalu banyak.”

Selain itu, penanganan putus sekolah dapat dilakukan dengan
1.  Peningkatan peran Pemerintah dalam menyelesaikan masalah pendidikan, yaitu dengan mengalokasikan anggaran pendidikan yang memadai disertai dengan pengawasan pelaksanaan anggaran agar dapat benar-benar dimanfaatkan untuk memperbaiki pendidikan di Indonesia
2.      Program pembangunan infrastruktur sekolah yang merata. Pendidikan yang baik tidak hanya diselenggarakan di kota, namun dapat menjangkau pedesaan, daerah terpencil bahkan daerah pedalaman yang tersebar di pulau-pulau yang ada di Indonesia. Harus ada niat dan pengawalan yang ketat untuk pembangunan infrastruktur pendidikan tersebut, agar dana yang telah dialokasikan tidak dimanfaatkan oleh pihak-pihak atau oknum tertentu yang ingin mendapatkan keuntungan pribadi.
3.      Menyusun kurikulum yang lebih representatif yang dapat menggali potensi siswa, tidak sekedar hardskill, namun juga softskill, sehingga anak-anak Indonesia dapat lebih berkualitas, cerdas, bermoral dan beretika
4.      Guru merupakan salah satu tonggak untuk berjalannya pendidikan, karena guru sangat berperan dalam menciptakan siswa yang cerdas, terampil, bermoral dan berpengetahuan luas. Sehingga Pemerintah harus lebih memperhatikan kualitas, distribusi dan kesejahteraan guru di Indonesia.
5.      Penyelenggaraan pendidikan yang berkualitas. Seharusnya pendidikan berkualitas dapat dinikmati oleh seluruh anak-anak Indonesia dari tingkat TK (Taman Kanak-Kanak) sampai Perguruan Tinggi, baik miskin maupun kaya dengan kualitas pendidikan yang sama. Sehingga sepantasnya Pemerintah dapat membuat aturan untuk menuju penyelenggaraan pendidikan yang berkualitas yang dapat dijangkau oleh seluruh rakyat Indonesia. Karena jika kita lihat kembali UUD 1945, maka Pemerintah lah yang wajib menjamin seluruh rakyat Indonesia untuk mendapatkan pendidikan.
6.      Penguatan pendidikan non-formal di keluarga. Saat ini banyak sekali orang tua yang kurang memperhatikan pendidikan anak di rumah. Pendidikan di keluarga dapat menjadi dasar yang kuat bagi anak untuk membantu dalam pergaulan dan perkembangan anak diluar rumah, terutama disertai dengan pendidikan agama yang cukup kuat. Kurangnya kontrol dan pengawasan orang tua kepada anak, menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi rendahnya kualitas pendidikan anak di Indonesia, terutama pendidikan softskill. Selain itu juga komitmen orang tua untuk memberikan pendidikan yang terbaik untuk putra-putrinya sehingga dapat menjadi anak yang cerdas dan berguna untuk bangsa dan negara.
7.     Adanya paket program pendidikan sebagai impelementasi penggunaan anggaran pendidikan 20% dari APBN, utamanya di daerah-daerah tertinggal masih sangat minim dibandingkan dengan kebutuhan masyarakat.
8.      Adanya Program Indonesia Pintar dan Sekolah Gratis menjadikan pendidikan pun maju signifikan.

PERUBAHAN YANG TERJADI SETELAH DILAKUKAN PROGRAM PEMERINTAH

Sektor pendidikan di Indonesia telah mengalami kemajuan yang signifikan. Salah satu indikatornya adalah sebanyak 72,3% anak usia
dini di Indonesia telah mengikuti proses pendidikan.

Fakta tersebut disampaikan Menteri Pendidikan dan  Kebudayaan(Mendikbud) Muhadjir Effendy dalam Sidang Umum United Nations Educational, Scientific, and Cultural Organization (UNESCO)Ke-39 di Paris, Prancis.

”Pemerintah Indonesia memberikan perhatian penuh pada upaya peningkatan akses pada layanan pendidikan yang berkualitas sebagai langkah penting dalam menyukseskan semua tujuan pembangunan berkelanjutan,” katanya di hadapan delegasi anggota UNESCO dari seluruh dunia.

Sidang umum ke-39 ini berlangsung sejak 31 Oktober sampai dengan 15 November 2017 dengan lima komisi, yaitu komisi pendidikan, komisi kebudayaan, komisi sains, komisi sosial dan Humaniora serta komisi informasi dan komunikasi. Saat ini UNESCO memiliki 194 negara anggota dan 8 anggota asosiasi.

Awal tahun ini Indonesia dianugerahi penghargaan UNESCO untuk pendidikan perempuan dan wanita atas program yang dianggap luar biasa dalam pengarus utamaan gender. Muhadjir mengungkapkan angka partisipasi untuk sekolah dasar sudah lebih dari 100%, tingkat putus sekolah sudah turun juga menjadi 0,26%, dan tingkat melek huruf di kalangan muda telah mencapai hamper 100%.

Dia menjelaskan, adanya Program Indonesia Pintar menjadikan pendidikan pun maju signifikan. Terkait upaya menghadapi bonus demografi, langkah strategis yang dilakukan ialah merevitalisasi
kurikulum nasional dengan mengintegrasikan karakter, kompetensi, dan literatur untuk membekali para peserta didik dengan keterampilan abad ke-21.

”Sebagai upaya meningkatkan produktivitas dan daya saing bangsa, revitalisasi pendidikan kejuruan juga menjadi prioritas utama yang baru saja kita mulai,” ujarnya. Kemajuan pendidikan di Indonesia pun ditopang oleh sekolah swasta.

Board Chairman Sinar Mas World Academy (SWA) Anton Mailoa mengatakan, sekolahnya juga berkomitmen memajukan pendidikan di Indonesia. Dia menjelaskan, dua kurikulum dipakai disekolahnya, yakni International Baccalaureate (IB) dan Cambridge.

Namun kurikulum nasional juga tetap berlaku sehingga siswa juga akan mengikuti ujian nasional yang diselenggarakan Kemendikbud. Dia menerangkan, seiring perkembangan zaman teknologi
informasi akan diperlukan generasi muda untuk masa depannya kelak.

Oleh karena itu, di lingkup sekolah, teknologi sebaiknya
dipakai untuk mengembangkan keterampilan penelitian dan pembelajaran berbasis penyelesaian masalah. ”Kita juga harus ajarkan robotik agar siswa bisa belajar membuat program, mengendalikan dan merancang pengujian robot otonom,” jelasnya.

Manajer Bisnis SWA Deddy Djaja Ria menambahkan, Pancasila juga diajarkan kepada siswa asing. Tidak hanya mempelajari, tetapi juga mengamalkannya. Selain belajar Pancasila, bahasa Indonesia
dan budayanya juga wajib dipelajari. 
                                                            
Jadi, dengan adanya program pemerintah sebenarnya sudah banyak kemajuan yang dialami di sector pendidikan Indonesia walaupun ada beberapa penyimpangan atau kegagalan program yang telah dijalankan oleh pemerintah.


GAGASAN

Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945 (UUD 1945) mengamanatkan bahwa Pemerintah Negara Indonesia harus melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial. Dengan demikian, Pemerintah diwajibkan untuk mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem pendidikan nasional bagi seluruh warga negara Indonesia. Sistem pendidikan nasional dimaksud harus mampu menjamin pemerataan kesempatan dan peningkatan mutu pendidikan, terutama bagi anak-anak, generasi penerus keberlangsungan dan kejayaan Bangsa dan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Pemerintah memegang peranan penting dalam meningkatkan kualitas pendidikan anak-anak Indonesia, utamanya mulai dari ketersediaan sarana dan prasarana minimal berupa gedung sekolah yang layak, hingga sampai pada ketersediaan berbagai fasilitas pendukung pendidikan lainnya. Bagi sekolah-sekolah yang berada di perkotaan, sekolah yang rusak berat dan masih belum direhabilitasi sangat banyak ditemui, apalagi di daerah-daerah terpencil di Indonesia. Dengan kata lain, sekolah-sekolah diperkotaan saja kondisinya masih demikian, apalagi di pelosok Indonesia.
Selain ketersediaan sarana dan prasarana fisik dan berbagai fasilitas pendukung pendidikan lainnya yang masih terbatas dan belum menjangkau seluruh wilayah NKRI, kurikulum pendidikan dasar pun menjadi permasalahan. Kurikulum yang seringkali berubah seiring dengan pergantian rezim pemerintahan menyebabkan anak-anak usia sekolah dasar menjadi korbannya. Anak-anak usia sekolah dasar merupakan anak-anak yang mind set berfikirnya belum terbentuk, anak-anak tersebut masih dalam tahap amati dan tiru, belum sampai tahap modifikasi. Selain itu, beban kurikulum yang berat menyebabkan anak-anak kehilangan kreativitasnya karena hanya dibebani dengan mata pelajaran yang terkonsep dan berpola baku secara permanen. Artinya, apa yang di dapat di sekolah, itulah yang ada pada dirinya, tanpa kecuali.
Pemerintah harus menyadari bahwasannya anak-anak merupakan investasi masa depan sebuah bangsa. Merekalah yang kelak akan mengisi ruang-ruang proses berbangsa dan bernegara. Wajar saja ketika banyak orang menyerukan bahwa anak adalah bibit-bibit atau tunas yang harus diperhatikan dan dirawat dengan baik. Merekalah pewaris masa depan, tulang punggung dan harapan bangsa dan negara ada di pundak mereka. Namun, harapan itu ternyata masih membentur tembok yang sangat besar. Ternyata masih banyak di temukan anak-anak kurang mampu harus berhenti sekolah karena tidak memiliki biaya. Sering dijumpai bahwa anak-anak Indonesia harus dipaksa mengemis demi menghidupi keluarga, melakukan tindak kriminal dan terlantar karena ketimpangan ekonomi. Tidak jarang pula anak-anak seringkali menghadapi bentuk-bentuk kekerasan baik fisik maupun non fisik. Padahal, anak-anak Indonesia harusnya berada di rumah, belajar dengan baik dan menikmati tugas-tugas bagi tumbuh kembang diri mereka. Disinilah peran pemerintah harus ditingkatkan dalam rangka peningkatan pendidikan anak-anak Indonesia.
Pendidikan Karakter merupakan proses pemberian tuntunan peserta/anak didik agar menjadi manusia seutuhnya yang berkarakter dalam dimensi hati, pikir, raga, serta rasa dan karsa. Peserta didik diharapkan memiliki karakter yang baik meliputi kejujuran, tanggung jawab, cerdas, bersih dan sehat, peduli, dan kreatif.
Pemerintah melalui Kemendiknas meluncurkan sebuah program pendidikan, yang dikenal dengan Pendidikan Karakter. Dominasi ranah kognitif dan psikomotorik harus dikurangi, ranah afektif sudah seharusnya menjadi fokus utama. Sehingga terbentuklah manusia-manusia yang berkarakter luhung, berbudi pekerti tinggi. Manusia-manusia seperti inilah yang diharapkan mampu membawa bangsa Indonesia menjadi jauh lebih baik, menjadikan Indonesia sebagai bangsa yang berbudaya tinggi.
Pendidikan karakter dibutuhkan untuk mencegah setiap perbuatan-perbuatan yang tidak baik yang dapat merusak pendidikan di Indonesia. Oleh karena itu, semua peran sangat dibutuhkan untuk memajukan sistem pendidikan di Indonesia agar pendidikan di Indonesia mengalami pemerataan, peningkatan dan perubahan yang signifikan. Pendidikan Karakter bertujuan untuk memberikan pengetahuan tentang hal yang baik dan buruk, kemudian membuat hal yang baik menjadi suatu kebiasaan. Budaya ini harus dipelihara agar pendidikan di Indonesia berkembang dan bisa menjadi daya saing bagi pendidikan lainnya secara global.
Pendidikan memegang peranan yang sangat penting dalam proses peningkatan kualitas sumber daya manusia dan merupakan suatu proses yang terintegrasi dengan proses peningkatan kualitas sumber daya manusia itu sendiri. Menyadari pentingnya proses peningkatan kualitas sumber daya manusia, maka Pemerintah telah berupaya mewujudkan amanat tersebut melalui berbagai usaha pembangunan pendidikan yang lebih berkualitas melalui pengembangan dan perbaikan kurikulum dan sistem evaluasi, perbaikan sarana pendidikan, pengembangan dan pengadaan materi ajar, serta pelatihan bagi guru dan tenaga kependidikan lainnya. Tetapi kenyataan belum cukup dalam meningkatkan kualitas pendidikan.


Referensi

THE REAL PATHWAY TOWARD THE MEDINAT AL-FALAH

Kajian Ketujuh : Sabtu, 18 Agustus 2018  (Kak Qodhyan Fatahillah)  Board of Directors :  1. Qodhyan Fatahillah  2. Siti Jamilah...