Selasa, 20 Maret 2018

Tugas 1 : Perekonomian Indonesia

PENDAPATAN PERKAPITA

     Pendapatan per kapita adalah besarnya pendapatan rata-rata penduduk di suatu negara. Pendapatan per kapita didapatkan dari hasil pembagian pendapatan nasional suatu negara dengan jumlah penduduk negara tersebut. Pendapatan per kepita juga merefleksikan PDB per kapita.

    Pendapatan per kapita sering digunakan sebagai tolok ukur kemakmuran dan tingkat pembangunan sebuah negara; semakin besar pendapatan per kapitanya, semakin makmur negara tersebut. 

     Badan Pusat Statistik (BPS) mempubikasikan, bahwa pertumbuhan ekonomi pada 2016 yang mencapai 5.02% mencatatkan nilai Produk Domestik Bruto (PDB) atas Dasar Harga Berlaku tercatat sebesar Rp 12 406 809.8 milyar dan pendapatan per kapita di Indonesia mencapai Rp 47,96 juta.

       Realisasi Produk Domestik Bruto (PDB) atas Dasar Harga tersebut meningkat jika dibandingkan dengan Produk Domestik Bruto (PDB) pada tahun-tahun sebelumnya. Pada 2010, Produk Domestik Bruto Indonesia mencapai Rp 6 864 133.1 milyar dengan pendapatan per kapita mencapai Rp 28,78 juta. Sedangkan pada 2011 Produk Domestik Bruto Indonesia mencapai Rp 7 831 726.0 milyar dengan pendapatan per kapita mencapai Rp 32,36 juta.

Untuk lebih jelas ini tabel dan grafik Perkembangan Beberapa Agregat Pendapatan dan Pendapatan per Kapita atas Dasar Harga Berlaku, 2010-2016.

Rincian
2010
2011
2012
2013
2014
2015*
2016**
Produk Domestik Bruto (miliar rupiah)
6 864 133.1
7 831 726.0
8 615 704.5
9 546 134.0
10 569 705.3
11 531 716.9
12 406 809.8
Produk Domestik Bruto per kapita (ribu rupiah)
28 778.2
32 363.7
35 105.2
38 365.9
41 915.9
45 140.7
47 957.4
Produk Nasional Bruto (miliar rupiah)
6 681 362.2
7 614 833.3
8 372 511.5
9 260 807.8
10 215 312.2
11 153 394.9
11 986 721.6
Produk Nasional Bruto per kapita (ribu rupiah)
28 011.9
31 467.5
34 114.3
37 219.2
40 510.5
43 659.8
46 333.6
Pendapatan Nasional (miliar rupiah)
5 172 926.0
5 967 173.9
6 510 395.3
7 188 558.5
7 911 932.2
8 428 985.8
9 411 096.0
Pendapatan Nasional per kapita (ribu rupiah)
21 687.7
24 658.7
26 527.0
28 890.8
31 376.0
32 995.1
36 377.7
Jumlah penduduk pertengahan tahun 1 (juta orang)
238.5
242.0
245.4
248.8
252.2
255.5
258.7














      Meski jumlah tersebut terus mengalami kenaikan namum masih banyak ketimpangan atau kesenjangan yang cukup tajam, khususnya perbedaan di wilayah perkotaan dan pedesaan. Salah satu hal yang perlu diperbaiki oleh pemerintah untuk mengurangi ketimpangan atau kesenjangan ini adalah dengan cara memberikan akses yang lebih mudah di bidang pendidikan, modal, kesehatan, lapangan pekerjaan, dan pembangunan infrastruktur. Dan terlebih khusus lagi adalah pemerataan antara wilayah yang ada di Indonesia.


LAJU INFLASI

     Dalam ilmu ekonomi, Inflasi adalah suatu proses meningkatnya harga-harga secara umum dan terus-menerus berkaitan dengan mekanisme pasar yang dapat disebabkan oleh berbagai faktor, antara lain: konsumsi masyarakat yang meningkat, berlebihnya likuiditas di pasar yang memicu konsumsi atau bahkan spekulasi, sampai termasuk juga akibat adanya ketidaklancaran distribusi barang.

     Inflasi dapat digolongkan menjadi empat golongan, yaitu inflasi ringan, sedang, berat, dan hipertensi. Inflasi ringan terjadi apabila kenaikan harga berada di bawah angka 10% setahun; inflasi sedang antara 10% - 30% setahun; inflasi berat antara 30% - 100%; dan inflasi hipertensi terjadi apabila kenaikan harga berada di atas 100%.

     Secara historis, tingkat dan kecendrungan inflasi di Indonesia lebih tinggi di banding negara-negara berkembang yang lain. Negara berkembang lain hanya mengalami rata-rata tingkat inflasi antara 3% sampai 5% pada periode 2005-2014, sedangkan Indonesia memiliki rata-rata tingkat inflasi tahunan sekitar 8.5% dalam periode yang sama.

Untuk lebih jelas ini tabel dan grafik pertumbuhan Indeks Harga Konsumen dan Inflasi Bulanan Indonesia, 2005-2018.
Bulan
2005
2006
2007
2008
2009
IHK
Inflasi
IHK
Inflasi
IHK
Inflasi
IHK
Inflasi
IHK
Inflasi
Januari
118.53
1.43
138.72
1.36
147.41
1.04
158.26
1.77
113.78
-0.07
Februari
118.33
-0.17
139.53
0.58
148.32
0.62
159.29
0.65
114.02
0.21
Maret
120.59
1.91
139.57
0.03
148.67
0.24
160.81
0.95
114.27
0.22
April
121.00
0.34
139.64
0.05
148.43
-0.16
161.73
0.57
113.92
-0.31
Mei
121.25
0.21
140.16
0.37
148.58
0.1
164.01
1.41
113.97
0.04
Juni
121.86
0.5
140.79
0.45
148.92
0.23
110,08*)
2,46*)
114.1
0.11
Juli
122.81
0.78
141.42
0.45
149.99
0.72
111.59
1.37
114.61
0.45
Agustus
123.48
0.55
141.88
0.33
151.11
0.75
112.16
0.51
115.25
0.56
September
124.33
0.69
142.42
0.38
152.32
0.8
113.25
0.97
116.46
1.05
Oktober
135.15
8.7
143.65
0.86
153.53
0.79
113.76
0.45
116.68
0.19
November
136.92
1.31
144.14
0.34
153.81
0.18
113.9
0.12
116.65
-0.03
Desember
136.86
-0.04
145.89
1.21
155.5
1.1
113.86
-0.04
117.03
0.33
Tingkat Inflasi

17.11
6.6
6.59
11.06
2.78




Bulan
2010
2011
2012
2013
20142)
IHK
Inflasi
IHK
Inflasi
IHK
Inflasi
IHK
Inflasi
IHK
Inflasi
Januari
118.01
0.84
126.29
0.89
130.9
0.76
136.88
1.03
110,992)
1.07
Februari
118.36
0.3
126.46
0.13
130.96
0.05
137.91
0.75
111.28
0.26
Maret
118.19
-0.14
126.05
-0.32
131.05
0.07
138.78
0.63
111.37
0.08
April
118.37
0.15
125.66
-0.31
131.32
0.21
138.64
-0.1
111.35
-0.02
Mei
118.71
0.29
125.81
0.12
131.41
0.07
138.6
-0.03
111.53
0.16
Juni
119.86
0.97
126.5
0.55
132.23
0.62
140.03
1.03
112.01
0.43
Juli
121.74
1.57
127.35
0.67
133.16
0.7
144.63
3.29
113.05
0.93
Agustus
122.67
0.76
128.54
0.93
134.43
0.95
146.25
1.12
113.58
0.47
September
123.21
0.44
128.89
0.27
134.45
0.01
145.74
-0.35
113.89
0.27
Oktober
123.29
0.06
128.74
-0.12
134.67
0.16
145.87
0.09
114.42
0.47
November
124.03
0.6
129.18
0.34
134.76
0.07
146.04
0.12
116.14
1.5
Desember
125.17
0.92
129.91
0.57
135.49
0.54
146.84
0.55
119
2.46
Tingkat Inflasi

6.96

3.79

4.3

8.38

8.36
Bulan
2015
2016
2017
2018
IHK
Inflasi
IHK
Inflasi
IHK
Inflasi
IHK
Inflasi
Januari
118.71
-0.24
123.62
0.51
127.94
0.97
132.10
0.62
Februari
118.28
-0.36
123.51
-0.09
128.24
0.23
132.32
0.17
Maret
118.48
0.17
123.75
0.19
128.22
-0.02


April
118.91
0.36
123.19
-0.45
128.33
0.09


Mei
119.50
0.50
123.48
0.24
128.83
0.39


Juni
120.14
0.54
124.29
0.66
129.72
0.69


Juli
121.26
0.93
125.15
0.69
130.00
0.22


Agustus
121.73
0.39
125.13
-0.02
129.91
-0.07


September
121.67
-0.05
125.41
0.22
130.08
0.13


Oktober
121.57
-0.08
125.59
0.14
130.09
0.01


November
121.82
0.21
126.18
0.47
130.35
0.2


Desember
122.99
0.96
126.71
0.42
131.28
0.71


Tingkat Inflasi

3.35

3.02

3.61

0.79
      Inflasi banyak memberikan dampak negatif terhadap perekonomian masyarakat, diantaranya; harga barang dan jasa naik, nilai dan kepercayaan terhadap uang akan turun atau berkurang, menimbulkan tindakan spekulaasi, banyak proyek pembangunan yang tertunda, dan kesadaran masyarakat untuk menabung akan berkurang.


KEMISKINAN


     Kemiskinan adalah keadaan di mana terjadi ketidakmampuan untuk memenuhi kebutuhan dasar seperti makanan, pakaian, tempat berlindung, pendidikan, dan kesehatan. Kemiskinan dapat disebabkan oleh kelangkaan alat pemenuh kebutuhan dasar, ataupun sulitnya akses terhadap pendidikan dan pekerjaan. Kemiskinan merupakan masalah global. Sebagian orang memahami istilah ini secara subyektif dan komparatif, sementara yang lainnya melihatnya dari segi moral dan evaluatif, dan yang lainnya lagi memahaminya dari sudut ilmiah yang telah mapan.

     Selama ini berbagai upaya telah dilakukan untuk mengurangi kemiskinan melalui penyediaan kebutuhan pangan, layanan kesehatan dan pendidikan, perluasan kesempatan kerja dan sebagainya.

     Berbagai upaya tersebut telah berhasil menurunkan jumlah penduduk miskin dari 27,77 juta (10,64%) pada tahun maret 2017 menjadi 26.58 juta (10.12%) pada september 2017. Pemecahan masalah kemiskinan memerlukan langkah-langkah dan program yang dirancang secara khusus dan terpadu oleh pemerintah dan merupakan tanggung jawab bersama antara pemerintah dan masyarakat.

        Untuk lebih jelas ini tabel dan grafik Jumlah Penduduk miskin, Presentase Penduduk Miskin, dan Garis Kemiskinan, 1970-2017.
Tahun
Jumlah Penduduk Miskin (Juta Orang)
Persentase Penduduk Miskin
Garis Kemiskinan (Rp/Kapita/Bulan)
Kota
Desa
Kota+Desa
Kota
Desa
Kota+Desa
Kota
Desa
1970
n.a
n.a
70.00
n.a
n.a
60.00
n.a
n.a
1976
10.00
44.20
54.20
38.80
40.40
40.10
4 522
2 849
1978
8.30
38.90
47.20
30.80
33.40
33.30
4 969
2 981
1980
9.50
32.80
42.30
29.00
28.40
28.60
6 831
4 449
1981
9.30
31.30
40.60
28.10
26.50
26.90
9 777
5 877
1984
9.30
25.70
35.00
23.10
21.20
21.60
13 731
7 746
1987
9.70
20.30
30.00
20.10
16.10
17.40
17 381
10 294
1990
9.40
17.80
27.20
16.80
14.30
15.10
20 614
13 295
1993
8.70
17.20
25.90
13.40
13.80
13.70
27 905
18 244
1996
7.20
15.30
22.50
9.70
12.30
11.30
38 246
27 413
1996
9.42
24.59
34.01
13.39
19.78
17.47
42 032
31 366
1998
17.60
31.90
49.50
21.92
25.72
24.20
96 959
72 780
1999
15.64
32.33
47.97
19.41
26.03
23.43
92 409
74 272
2000
12.31
26.43
38.74
14.60
22.38
19.14
91 632
73 648
2001
8.60
29.27
37.87
9.79
24.84
18.41
100 011
80 382
2002
13.32
25.08
38.39
14.46
21.10
18.20
130 499
96 512
2003
12.26
25.08
37.34
13.57
20.23
17.42
138 803
105 888
2004
11.37
24.78
36.15
12.13
20.11
16.66
143 455
108 725
2005
12.40
22.70
35.10
11.68
19.98
15.97
165 565
117 365
2006
14.49
24.81
39.30
13.47
21.81
17.75
174 290
130 584
2007
13.56
23.61
37.17
12.52
20.37
16.58
187 942
146 837
2008
12.77
22.19
34.96
11.65
18.93
15.42
204 896
161 831
2009
11.91
20.62
32.53
10.72
17.35
14.15
222 123
179 835
2010
11.10
19.93
31.02
9.87
16.56
13.33
232 989
192 354
Maret 2011
11.05
18.97
30.02
9.23
15.72
12.49
253 016
213 395
September 2011
10.95
18.94
29.89
9.09
15.59
12.36
263 594
223 181
Maret 2012
10.65
18.49
29.13
8.78
15.12
11.96
267 408
229 226
September 2012
10.51
18.09
28.59
8.60
14.70
11.66
277 382
240 441
Maret 2013
10.33
17.74
28.07
8.39
14.32
11.37
289 042
253 273
September 2013
10.63
17.92
28.55
8.52
14.42
11.47
308 826
275 779
Maret 2014
10.51
17.77
28.28
8.34
14.17
11.25
318 514
286 097
September 2014
10.36
17.37
27.73
8.16
13.76
10.96
326 853
296 681
Maret 2015
10.65
17.94
28.59
8.29
14.21
11.22
342 541
317 881
September 2015
10.62
17.89
28.51
8.22
14.09
11.13
356 378
333 034
Maret 2016
10.34
17.67
28.01
7.79
14.11
10.86
364 527
343 647
September 2016
10.49
17.28
27.76
7.73
13.96
10.70
372 114
350 420
Maret 2017
10.67
17.10
27.77
7.72
13.93
10.64
385 621
361 496
September 2017
10.27
16.31
26.58
7.26
13.47
10.12
400 995
370 910






































     Upaya penanggulangan kemiskinan pada hakekatnya merupakan upaya bersama dari semua pemangku kepentingan, sehingga membutuhkan sinergi dan kemitraan dengan semua pihak. Pemerintah, termasuk pemerintah daerah, kalangan swasta, kalangan organisasi kemasyarakatan, kalangan universitas dan akademisi, kalangan politik dan tentunya masyarakat sendiri perlu membangun visi yang sama, pola pikir dan juga pola tindak yang saling menguatkan dengan difokuskan pada upaya penanggulangan kemiskinan. Dalam kemitraan yang saling menguatkan inilah maka berbagai sasaran peningkatan kesejahteraan rakyat dapat dicapai dengan baik. Pemerintah sangat mendukung setiap prakarsa dan inovasi yang dijalankan serta dikembangkan oleh semua pihak dalam mendukung upaya peningkatan kesejahteraan rakyat ini.


PENGANGGURAN

     Pengangguran atau tuna karya adalah istilah untuk orang yang tidak bekerja sama sekali, sedang mencari kerja, bekerja kurang dari dua hari selama seminggu, atau seseorang yang sedang berusaha mendapatkan pekerjaan yang layak. Pengangguran umumnya disebabkan karena jumlah angkatan kerja atau para pencari kerja tidak sebanding dengan jumlah lapangan kerja yang ada yang mampu menyerapnya. Pengangguran seringkali menjadi masalah dalam perekonomian, karena dengan adanya pengangguran, produktivitas dan pendapatan masyarakat akan berkurang sehingga dapat menyebabkan timbulnya kemiskinan dan masalah-masalah sosial lainnya.

     Badan Pusat Statistik (BPS) mengungkapkan, pada agustus tahun 2017 telah terjadi kenaikan jumlah pengangguran di Indonesia menjadi 7,04 juta orang sedangkan pada agustus 2016 sebesar 7,03 juta orang. Meski mengalami peningkatan, jika dilihat dari Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) pada agustus turun 0,11 poin dari 5,61 di agustus 2016 menjadi 5,50 di periode yang sama tahun 2017.

     Untuk lebih jelas ini tabel dan grafik Pengangguran Terbuka Menurut Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan 2013-2017.

Pendidikan Tertinggi Yang Ditamatkan
2013
2014
2015
2016
2017
Februari
Agustus
Februari
Agustus
Februari
Agustus
Februari
Agustus
Februari
Agustus
Tidak/belum pernah sekolah
112,435
81,432
134,040
74,898
124,303
55,554
94,293
59,346
92,331
62,984
Tidak/belum tamat SD
523,400
489,152
610,574
389,550
603,194
371,542
557,418
384,069
546,897
404,435
SD
1,421,873
1,347,555
1,374,822
1,229,652
1,320,392
1,004,961
1,218,954
1,035,731
1,292,234
904,561
SLTP
1,821,429
1,689,643
1,693,203
1,566,838
1,650,387
1,373,919
1,313,815
1,294,483
1,281,240
1,274,417
SLTA Umum/SMU
1,874,799
1,925,660
1,893,509
1,962,786
1,762,411
2,280,029
1,546,699
1,950,626
1,552,894
1,910,829
SLTA Kejuruan/SMK
864,649
1,258,201
847,365
1,332,521
1,174,366
1,569,690
1,348,327
1,520,549
1,383,022
1,621,402
Akademi/Diploma
197,270
185,103
195,258
193,517
254,312
251,541
249,362
219,736
249,705
242,937
Universitas
425,042
434,185
398,298
495,143
565,402
653,586
695,304
567,235
606,939
618,758
Total
7,240,897
7,410,931
7,147,069
7,244,905
7,454,767
7,560,822
7,024,172
7,031,775
7,005,262
  7,005,262 





     Pertumbuhan makro ekonomi yang cukup kuat selama lebih dari satu dekade ini secara perlahan telah mampu menurunkan angka pengangguran di Indonesia. Namun, dengan kira-kira dua juta penduduk Indonesia yang tiap tahunnya terjun ke dunia kerja, adalah tantangan yang sangat besar untuk pemerintah Indonesai agar menstimulasikan penciptaan lahan kerja baru supaya pasar kerja dapat menyerap para pencari kerja yang tiap tahunnya terus bertambah; pengangguran muda adalah salah satu kekhawatiran utama dan butuh tindakan yang cepat.





Referensi :

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

THE REAL PATHWAY TOWARD THE MEDINAT AL-FALAH

Kajian Ketujuh : Sabtu, 18 Agustus 2018  (Kak Qodhyan Fatahillah)  Board of Directors :  1. Qodhyan Fatahillah  2. Siti Jamilah...